berbicara tentang black hole, saya pernah kita berpikir kalo itu merupakan benda galaksi yang menakutkan (dan kelihatannya juga seperti itu). ketika itu, waktu saya masih di sma kelas 1 saya berpikir kalo kita bertemu dengan black hole kita akan tersedot olehnya dan terus meghilang entah kemana, dan ada juga yang berpikiran kalo blackhole itu merupakan lorong waktu menuju masa depan atau masa lalu.
tapi penjelasan informasi mengenai black hole dari para ahli astronomi di boscha (lembang, bandung) sedikit membuka pengetahuan saya mengenai misteri black hole ini.

Awan adalah massa ketek dari tetesan air atau kristal beku tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau tubuh planet lain. Awan juga massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau fisika awan, suatu cabang meteorologi.



Siapa yang tak pernah melihat awan? mungkin hanya orang yang ga bisa melihat yang belum pernah melihat awan. hiasan alam yang berada di langit itu memang asik untuk kita pahami dan kenali bentuk-bentuknya. banyak bentuk awan yang terkadang dikaitkan dengan akan adanya suatu badai, adanya UFO dan fenomena absurd lainnya. fenomena alam ini memang menarik untuk kita kenali dan pahami.
Pembahasan ini mungkin cukup panjang, Tapi ayolah kita enjoy saja buat memahaminya.


Kenapa bisa terbentuk awan ?

Sewaktu naik ke atmosfer atas, udara hangat menyebar dan menjadi dingin.Karena sekarang lebih dingin, udara itu tak dapat lagi menahan uap airnya.Sebagian uap air itu mengembun pada butir-butir debu dalam atmosfer dan membentuk titk-titik air. Titik air kelewat kecil ini melayang di udara. Gerakan udara naik atau arus udara juga menahannya hingga tidak jatuh. Jutaan titik air semacam itu melayang bersama dan membentuk awan.Sewaktu naik ke atmosfer atas, udara pun menjadi dingin dan terbentuklah awan. 
 Dan ketika turun dari ketinggian, udara pun menjadi lebih hangat dan awan menghilang.

Bentuk awan bermacam-macam. Bentuk awan tergantung pada keadaan cuaca.
Sirokumulus ialah awan tinggi dan kelihatan berkeping-keping

Sirus adalah awan tinggi, lembut dan mirip asap.

Altokumulus ialah awan tengah yang nampak dalam deretan ombak.
Altostratus ialah awan tengah, tembus cahaya hingga matahari tetap tampak.
Nimbostratus adalah awan rendah, tebal dan tanpa bentuk tertentu.
Sratokumulus ialah awan rendah, abu-abu dan nampak berbaris teratur.


Ada berbagai bentuk awan. Bentuk awan sesuai dengan tinggi atau rendahnya tempat awan itu terbentuk. Di tempat paling tinggi terbentuklah awan sirus. Bentuk awan ini mirip benang putih berbulu. Di tempat agak rendah ada awan yang bentuknya mirip kapas. Tetapi bentuk awan tidak hanya disebabkan oleh tinggi atau rendahnya tempat. Angin pun menyebabkan awan beraneka macam bentuknya.

Ada awan tipis dan ada pula awan tebal. Cahaya matahari mudah melewati awan tipis. Oleh sebab itu awan tipis tampak cerah atau putih. Awan yang tebal sulit ditembus cahaya. Bagian-bagian awan yang tertembus cahaya akan berwarna putih. Bagian-bagian yang tidak tertembus cahaya akan berwarna gelap atau hitam.


1. Awan Sirokumulus : Menurut klasifikasi awan berdasarkan ketinggiannya, awan sirokumulus termasuk jenis awan tinggi, yakni awan yang terletak di ketinggian antara 6.000m--12.000m. Menurut morfologinya, awan ini termasuk gabungan dari awan sirus (awan halus berserat seperti bulu burung) dan awan kumulus (awan yang bergumpal-gumpal). Sedangkan berdasarkan materinya, tergolong awan yang tersusun dari materi kristal es karena di atas ketinggian 4.500m temperatur udara turun di bawah titik beku (ketinggian 4.500m suhu 0 derajat Celsius), sehingga air yang ada dalam awan menjadi beku. Bersama awan sirostratus dan awan sirus, awan sirokumulus sering diindikasikan dengan cuaca cerah. Lantaran keadaan itu, Bulan perbani nampak bersinar cerah. Awan ini sebagai pertanda sudah memasuki musim kemarau.

2.
Awan Sirus : Awan cirrus merupakan gumpalan awan tipis yang menutupi hampir sepertiga bumi. Sebagian besar terbentuk dari debu mineral dan aerosol logam, menurut studi yang dilakukan selama sembilan tahun oleh tim interdisipliner dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dan lain lain. Dalam penelitian itu, untuk mengumpulkan data, tim menggunakan instrumen yang diletakkan di moncong pesawat. Termasuk spektometer massa partikel dan pengumpul partikel. Pesawat itu kemudian terbang melintasi awan. Partikel es akan mengalir melalui lubang khusus yang akan mencair dan menjadi butiran. Lalu butiran dianalisis untuk mengidentifikasi ukuran dan komposisinya.
Ilmuwan memprediksi bahwa konsentrasi debu mineral akan lebih tinggi pada masa yang akan datang. Hal ini akibat lingkungan yang semakin gersang, minimnya lahan hijau dan berubahnya curah hujan disebabkan aktifitas manusia.

3. Awan
Altokumulus  Awan ini mirip dengan Cirrocumulus, tapi bulatan massa awan altocumulus lebih luas berupa massa awan yang berbentuk bulatan atau bergulung-gulung teratur dengan ukuran 1 - 5 derajat atau lebih besar dari Cirrocumulus. Lapisan atau lembaran awan berwarna putih atau keabu-abuan atau kedua-duanya sehingga terbentuk bayangan di permukaan bumi jika terkena sinar matahari. Awan Altocumulus terdiri dari tetes air yang kelewat dingin.
Altocumulus dapat terjadi dari menebalnya awan Cirrocumulus kemudian merendah. Awan Altocumulus juga dapat terjadi dari perubahan awan Altostratus atau Nimbostatus.
Awan Altocumulus terjadi dari Turbulensi vertikal sampai  ke lapisan menengah.

4. Awan
Altostratus : Awan ini dapat menghasilkan presipitasi ringan dan virga (hujan yang tidak sampai ke tanah). Bentuk awan Altostratus berupa lembaran/lapisan atau jalur-jalur berwarna keabu-abuan dan berserabut. Mampu menutup seluruh langit. Pada bagian-bagian awan yang tipis masih dapat ditembus oleh sinar matahari kecuali yang tebal. Fisiknya, Altostratus terdiri dari butiran-butiran air. Altostratus dapat terjadi dari awan Nimbostratus yang menipis atau dari Cirrostratus yang menebal kemudian merendah sampai ke lapisan awan menengah.
Pada umumnya Altostratus terbentuk merata akibat adanya gerak udara secara vertikal yang naik secara perlahan-lahan sampai lapisan menengah.

5.
Awan NimbostratusAwan Nimbostratus merupakan awan menengah, namun pada kenyataannya awan ini dapat merendah di ketinggian awan rendah. Nimbo berasal dari bahasa latin. Nimbus yang artinya endapan atau presipitasi. Awan ini dapat menghasilkan endapan baik hujan maupun salju. Ketebalan awan nimbostratus bisa mencapai 2 km atau 2000 m.

Bentuk dari awan Nimbostratus berupa lembaran/lapisan awan berwarna abu-abu dan tampak gelap tidak teratus. Umumnya di daerah lintang tinggi/sedang yang disertai dengan hujan salju yang tidak kontinyu. Karena ketebalannya maka matahari tidak tampak di awan ini. Pada umumnya nimbostratus terdiri dari titik-titik air untuk daerah tropis sedangkan pada daerah lintang yang tinggi mengandung butir-butir salju atau campuran keduanya
Pada umumnya awan ini sendirian dan dasar awannya tidak tampak, hujan terus-menerus tanpa Guntur. Terdiri dari Altostratus yang menebal lalu merendah.

6.
Awan Sratokumulus : Berdasarkan KBBI awan sratokumulus merupakan awan berwarna putih keabu-abuan, terdiri atas massa awan berbentuk gulungan atau bola besar yg sering kali menutupi seluruh angkas.

Foto-Foto Fenomena Awan yang terjadi di beberapa daerah :