Apa itu Pikun???
Demensia atau sering disebut dengan penyakit pikun semakin bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi ini sangat jarang menyerang orang muda dan bahkan tak lazim di derita orang berusia paruh baya.
Pada usia 60-an memang mulai mengalami penurunan daya ingat, tapi lupa-lupa yang sifatnya ringan saja, misalnya lupa tadi ngobrol apa dengan temannya, lupa meletakkan kaca mata, lupa tadi siang makan dengan sayur apa. Hal ini disebabkan karena gangguan short term memory (ingatan jangka pendek). 

Kelompok orang yang jadi pelupa karena faktor usia ini, 20 persennya bisa berkembang menjadi demensia alzheimer. Alzheimer adalah penyakit otak degeneratif yang progresif, tidak sekedar sering lupa. Penyakit ini diawali dengan hilangnya sedikit memori dan rasa bingung yang secara bertahap akan memburuk dan mengakibatkan penurunan fungsi mental sehingga menghilangkan kemampuan seseorang untuk mengingat, menalar, belajar, serta merencanakan masa  depan.

Gangguan memori bisa berkembang menjadi gangguan bicara, bahasa, membuat keputusan, bahkan lambat laun bisa disertai gangguan psycho behavior berupa depresi, jadi paranoid, serta denial.

Penyebab demensia dibedakan menjadi dua kelompok, yakni penyebab primer alzheimer (50-70 %) dan penyebab sekunder alzheimer yang disebabkan oleh cidera kepala, infeksi otak, keracunan, kekurangan vitamin tertentu, serta gangguan metabolik.

Resiko seseorang terkena demensia berbeda-beda tergantung dari genetika, gaya hidup, pengalaman hidup pribadi, serta faktor riwayat penyakit (misal menderita diabetes, hipertensi, atau stroke). Demensia yang disebabkan oleh faktor sekunder keparahan penyakitnya bersifat lambat, pelan tapi pasti daya ingatnya akan terus menurun.

Diagnosis demensia harus dilakukan secara tepat. Orang yang di duga demensia seharusnya melalui assessment cukup ketat, melalui beragam tes dan pemeriksaan sehingga bisa didapat hasil yang akurat apakah orang ini sudah jatuh pada stadium demensia atau hanya lupa biasa.

Kunci utama pencegahan demensia adalah dengan menstimulasi otak (dengan cara banyak membaca, memecahkan teka-teki silang, bermain alat musik, bersosialisasi, tidur yang cukup), berolahraga, dan aktivitas mental.


Cara mencegah pikun

PENYAKIT demensia atau kepikunan khususnya demensia Alzheimer dipekirakan makin meningkat prevalensinya di zaman modern ini. Data di kawasan Asia Pasifik memperkirakan, jumlah penderita demensia bakal melonjak dua kali lipat dan lebih cepat pada 2025 di bandingkan negara-negara barat.

Indonesia termasuk dalam daftar negara yang memiliki potensi untuk menjadi pengisi buku tamu dalam urutan pengidap penyakit Alzheimer tertinggi di dunia, menurut Dr. Samino, Sp. S(K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzi). Kepikunan Alzheimer dipastikan bakal meningkat di tahun-tahun mendatang seiring bertambahnya jumlah lansia (orang lanjut usia). Organisasi Alzheimer se-Asia Pasifik pada 2005 bahkan telah membuat rekomendasi, salah satunya menyoroti ancaman epidemi demensia di masa mendatang termasuk di Indonesia.
“Kita memang belum punya angka, tetapi prediksi ini akan terjadi di tahun-tahun mendatang. Salah satu rekomendasinya menyatakan akan terjadi epidemi lansia yang mana demensia nantinya pasti akan ikut mengalami peningkatan yang luar biasa,” ungkap Dr. Samino dalam media edukasi tentang Alzheimer di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Demensia yang disebabkan Alzheimer biasanya diderita oleh pasien uisa lanjut di atas 60 tahun. Demensia Alzheimer merupakan salah satu bentuk demensia akibat degenerasi otak yang sering ditemukan dan paling ditakuti. Alzheimer merupakan penyebab demensia terbanyak yaitu sekitar 60 hingga 70 persen dari seluruh kasus demensia.
Organisasi Alzheimer Internasional (ADI), yang mewakili 77 Asosiasi Alzheimer di seluruh dunia termasuk AAzi, mencatat sekitar 4,6 juta kasus demensia baru dilaporkan di dunia saat ini, atau kasus baru muncul setiap tujuh detik. Pada tahun 2050, jumlah penderita demensia atau kini disebut ODD (Orang Dengan Demensia) diproyeksikan mencapai 100 juta orang di seluruh dunia.
Adanya ancaman krisis akibat demensia ini telah membuat ADI mengeluarkan Piagam Global Penyakit Alzheimer bertepatan dengan peringatan Hari Alzheimer Dunia pada 21 September lalu. Piagam Global ini didalamnya memuat 11 action plan yang harus dijalankan oleh pemerintah dan lembaga terkait lainnya guna mengatasi ancaman krisis tersebut.
Salah satu poin di antaranya menekankan pentingnya untuk lebih fokus pada perawatan dengan menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penyakit demensia dan cara-cara mendampingi ODD.
Satu juta Di Indonesia sendiri, prevalensi atau jumlah kasus demensia yang akurat sebenarnya belum ada. Tetapi AAzi memperkirakan kasusnya sudah mencapai sekitar satu juta. Angka ini menurut DR. Dr. Martina Wiwie Setiawan Sp.KJ (K), salah satu pengurus AAzi, tidak dapat dianggap enteng karena meski sedikit demensia menimbulkan beban yang sangat besar bagi masyarakat.
“Mengenai jumlah kasus demensia, bisa saya katakan bahwa proyeksinya sekitar satu juta orang. Tetapi buat kita ini mungkin tidak banyak, tetapi beban yang ditimbulkannya sangat luar biasa baik dari segi ekonomi maupun sosial. Menghadapi satu atau dua orang pengidap demensia saja kita bisa kelimpungan,” ujarnya.

Bagaimana Pencegahannya?
Kami menawarkan solusi cepat, tepat dan bermutu untuk siapa saja yang tidak ingin mengalami demensia atau menjadi pengisi daftar nama-nama yang disebutkan oleh para pakar di atas. , minuman kesehatan alami dari ekstrak kulit buah manggis yang dipadukan dengan buah apel, anggur dan madu murni. Tidak sat pewarna, bahan pengawet dan kandungan kimiawi lainnya.
mampu membantu mengatasi penyakit demensia atau Alzheimer. Minumlah setiap hari sebanyak 30 ml untuk mencegah penyakit demensia. Usia tua bukan berarti harus identik dengan sakit-sakitan, khususnya demensia. Salam Sehat KP.

Dan berikut ini adalah saran-saran sederhana yang dapat dilakukan:
1. Olahraga teratur
2. Tidak merokok dan minum alkohol
3. Mengkonsumsi makanan sehat
4. Melakukan kegiatan/ hobi yang positif
5. Mengelola stres dengan baik
6. Rajin membaca
7. Mengatur pola tidur yang sehat
8. Melakukan relaksasi dan meditasi

Well…. Insya Allah kalau kita mengikuti saran-saran di atas kita bisa mencegah penyakit pikun itu.

2 komentar

  1. Ulbaly adani // 14 Februari 2012 pukul 20.43  

    nice info.....

  2. Ulbaly adani // 14 Februari 2012 pukul 20.48  

    kalo tentang seluk beluk dimensianya di banyakin lagi akan lebih bagus...