Ketika manusia sedang tidur, manusia terkadang mengalami
gangguan-gangguan yang terjadi dalam tidur mereka. Entah itu mengalami
gangguan dalam mimpi dan gangguan-gangguan lainnya. Penyebabnya berbagai
macam, ada akibat dari kelelahan, kodisi psikologi yang rentan, akibat
trauma masa kecil dan sebagainya.
Saya akan mencoba mengajak anda untuk memahami lebih jauh tentang Fenomena Sleep Disorders (Gangguan Dalam Tidur) yang mungkin juga sering saya, anda bahkan kita semua alami .
Saya akan mencoba mengajak anda untuk memahami lebih jauh tentang Fenomena Sleep Disorders (Gangguan Dalam Tidur) yang mungkin juga sering saya, anda bahkan kita semua alami .
MIMPI
Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata, dan di luar kuasa pemimpi. Pengecualiannya adalah dalam mimpi yang disebut lucid dreaming.
Dalam mimpi demikian, pemimpi menyadari bahwa dia sedang bermimpi saat mimpi tersebut masih berlangsung, dan kadang-kadang mampu mengubah lingkungan dalam mimpinya serta mengendalikan beberapa aspek dalam mimpi tersebut.
Pemimpi juga dapat merasakan emosi ketika bermimpi, misalnya emosi takut dalam mimpi buruk. Ilmu yang mempelajari mimpi disebut oneirologi.
Penelitian telah mengeluarkan bukti yang menyatakan berbagai macam
aktivitas otak ketika tidur. Hal ini dibuktikan menggunakan teknologi EEG.
Ilmuwan mengidentifikasi lima tahap berbeda ketika tidur, menurut
perbedaan aktivitas di dalam otak. Tahap 1-4 dan tahap akhir disebut
sebagai tidur rapid eye movement (REM; gerakan mata cepat).
Ketika terbangun selama tidur REM, subyek (manusia) melaporkan mereka
bermimpi. Dengan pengembangan teknologi citra otak terbaru di awal
1990-an, kita bisa tahu lebih banyak tentang aktivitas otak ketika tidur
REM. Peneliti menemukan bahwa wilayah-wilayah tertentu dalam otak
sangat aktif selama manusia dalam keadaan tidur REM, bahkan lebih aktif
daripada saat bangun tidur. Penelitian telah menemukan bahwa wilayah
visual tertentu dalam korteks manusia, yang mengartikan penglihatan
kompleks, lebih aktif ketika tidur REM. Aktivitas yang kuat juga
ditemukan di sistem limbik, yang merupakan sekumpulan struktur yang
berhubungan dengan emosi manusia. Selanjutnya, Fakta mengenai mimpi,
bisa anda baca di listverse.com .
PARASOMNIA
Parasomnia adalah kategori gangguan tidur yang melibatkan
gerakan-gerakan / anggota tubuh, dengan kata lain Parasomnia adalah
mimpi yang hidup atau aktivitas fisik yang terjadi selama tidur.
Sesaat sebelum tidur, hampir semua
orang kadang mengalami sentakan tunggal, singkat dan diluar kesadaran
pada seluruh tubuh. Kadang mereka juga mengalami kelumpuhan tidur atau
mengalami halusinasi ringan.Selama tidur, secara normal orang kadang mengalami sentakan kaki,orang
dewasa bisa mengalami gerakan periodik, mimpi buruk dan giginya
mengatup dengan kuat.
Berikut ini adalah gangguan-gangguan dalam PARASOMNIA :
MIMPI BURUK
Dalam bermimpi, tak selamanya kita mendapatkan mimpi yang indah-indah.
Mimpi dikejar-kejar sosok tak dikenal atau mimpi yang tidak menyenangkan
disebut Mimpi Buruk.
Mimpi buruk adalah mimpi yang dapat menyebabkan respon emosi negatif
yang kuat dari tidur, biasanya memunculkan rasa takut atau dapat
terkesan horor .
Mimpi itu mungkin dapat berisi situasi bahaya, ketidaknyamanan
psikologis atau mengalami teror fisik. Ketika terbangun, biasanya orang
itu berada dalam keadaan tertekan dan mungkin tidak dapat kembali ke
tidur untuk jangka waktu lama.
Penyebab dari mimpi buruk, bisa disebabkan adanya kondisi yang dialami
oleh orang itu berada dalam kondisi yang tidak stabil / sedang dalam
keadaan sakit, stress bahkan bisa disebabkan oleh trauma yang
berkepanjangan. Sehabis menyaksikan film horor juga merupakan faktor
yang memicu mimpi buruk.
Menurut American Sleep Association (ASA), jika mimpi buruk terjadi
berulang-ulang maka dapat mengganggu psikologi seseorang dan dapat
menyebabkan insomnia sehingga konseling dianjurkan untuk dilakukan.
SleepWalking (Tidur Berjalan)
Tidur berjalan atau Somnambulisme adalah keadaan dimana orang dalam keadaan setengah sadar sedang berjalan dalam tidurnya.
Tidur sambil berjalan biasanya terjadi pada tahap 3 dan 4 dari tidur ,
atau tidur nyenyak. Tahap ini sesuai dengan ketiga pertama dari siklus
tidur (kadang-kadang sangat cepat setelah orang tertidur). Yang berjalan
dalam tidur memiliki regulasi gelombang pendek yang abnormal (menurut EEG ). Hal ini berkaitan dengan sistem thalamo-kortikal , yang menghasilkan kelumpuhan otot pada saat tidur .
Dengan demikian, serangkaian kegiatan motor kompleks dapat terjadi tanpa sepengetahuan subjekTidur sambil berjalan ini tidak berbahaya seperti yang diberitakan. Tetapi gerakan -gerakan tanpa sepengetahuan yang sadar itulah yang dapat menyebabkan bahaya.
Sleep Walking Pada Anak-anak
Tidur sambil berjalan terjadi paling sering pada anak-anak, khususnya
anak laki-laki di antara 7 dan 12 tahun, tetapi juga bisa terjadi pada
umur 2 dan 3 tahun pada anak perempuan.
Sleep Walking Pada Orang Dewasa
Antara 10 dan 20% dari orang dewasa cenderung untuk mengalami tidur
sambil berjalan. Kebanyakan orang dewasa yang sedang mengalami psikologi
yang agak labil, seperti mengalami sterss, akibat alkohol cenderung
menjadi penyebab dari tidur berjalan.
Meskipun tidur sambil berjalan tidak dianggap sebagai penyakit mental,
'Hukum' dapat merujuk pada pelanggaran yang dilakukan dalam keadaan
kesadaran yang berubah ( seperti mabuk, pengaruh obat, hipnotis, dll.).
Sleep Terors
Sleep Teror adalah gangguan yang paling mengganggu karena mungkin
melibatkan teriakan keras dan menimbulkan kepanikan, dalam kasus-kasus
ekstrim, dapat mempengaruhi keadaan fisik . Seperti tanpa sadar secara
spontan memukul dinding, berteriak, bahkan bisa sampai depresi.
Sleepy Hallucinations
Sleepy Hallucinations terjadi pada saat kita berada diantara masa transisi(antara mimpi dan keadaan terbangun).
Pernah
tidak anda sesaat ketika akan terbangun, mendengar suara-suara aneh,
bahkan melihat cahaya/bayangan yang aneh. Itulah sleepy hallucinations.
Nocturnal (Gangguan Tidur yang berhubungan dengan Makanan)
Tentu, Anda mungkin memiliki kemauan untuk menghindari cemilan ketika Anda sedang terjaga, tapi bagaimana ketika Anda sedang tidur?
Tentu, Anda mungkin memiliki kemauan untuk menghindari cemilan ketika Anda sedang terjaga, tapi bagaimana ketika Anda sedang tidur?
Gangguan ini mirip dengan sleep walking, hanya saja sang penderita dalam
kasus ini antara sadar dan tak sadar, berjalan mencari makanan, bahkan
bisa-bisa membuat makanan di dapur, selagi tidur. Tetntu saja orang yang
mengalami gangguan tidur seperti akan membahayakan dirinya sendiri.
Contohnya, dalam keadaan tak sadar, berjalan ke dapur dan menyalakan
kompor atau bahkan mengambil pisau.
Sexsomnia (Munculnya Hasrat Seks Saat Tidur) Sexsomnia adalah kondisi saat seseorang berinsiatif untuk melakukan hubungan seksual saat tidur.Sebanyak 7,6 persen orang yang memiliki kelainan tidur juga mengalami sexsomnia.
Fakta ini berdasarkan penelitian yang dilakukan tim dari
University Health Network di Toronto, Kanada.
INSOMNIA
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang
untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu.
Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.
Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif.Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif.Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang
lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi
untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka
tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.
Pasien dengan berbagai penyakit termasuk
sindrom fase tidur tertunda sering salah didiagnosis sebagai Insomnia.
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:
Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.
Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.
Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal.
Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik.
Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi.
Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu.
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:
- Pola tidur penderita.
- Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.
- Tingkatan stres psikis.
- Riwayat medis.
- Aktivitas fisik.
Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.
Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.
Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
- Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
- Bekerja pada malam hari.
- Sering berubah-ubah jam kerja.
- Penggunaan alkohol yang berlebihan.
- Efek samping obat (kadang-kadang).
- Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).
Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal.
Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik.
Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi.
Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu.
Durasi Tidur ternyata berpengaruh, sebab dapat membawa dampak Kematian.
Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh
American Cancer Society menemukan bahwa mereka yang dilaporkan tidur
sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan
orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih
tinggi tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam
dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur
kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat
menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. Setelah mengontrol
durasi tidur dan insomnia, penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan
peningkatan angka kematian. Nah, apakah anda merasa pernah mengalami gejala-gejala gangguan dalam tidur seperti diatas ? selain Mimpi buruk tentunya,,,
Pengen tahu fenomena tidur yang lainnya juga, coba baca juga : Fenomena Sleep Paralysis
0 komentar
Posting Komentar