Tentang Manuskrip Voynich
Bila ada sebuah manuskrip yang paling membuat pusing para ilmuwan, itu adalah Manuskrip Voynich. Manuskrip Voynich merupakan manuskrip yang paling misterius. Nama Voynich diambil dari nama seorang penjual buku yaitu Wilfrid M. Voynich yang diperolehnya pada tahun 1912 di Villa Mondragone, dekat Roma. Mr. Voynich mengklaim bahwa manuskrip tersebut sebelumnya dimiliki oleh Rudolf II dari Kerajaan Habsburg di abad ke-16.
Mr. Voynich segera mengenali
pentingnya penemuan ini. Walaupun hanya terlihat seperti buku pegangan
para alchemist, Mr. Voynich bisa melihat bahwa manuskrip tersebut
sepenuhnya tertulis dalam bahasa kode. Ia lalu meminta para kryptolog
paling terkenal pada zamannya untuk memecahkan misteri tulisan-tulisan
dalam manuskrip tersebut, namun usaha itu tidak membuahkan hasil.
Deskripsi Manuskrip Voynich
Ukuran manuskrip tersebut cukup kecil, hanya 7 kali 5 inci, namun memiliki ketebalan 240 halaman. Manuskrip tersebut memiliki tulisan tangan teka-teki dengan ilustrasi gambar yang ruwet, seperti tanaman yang tidak bisa diidentifikasikan, simbol-simbol astrologi, jaringan pipa, dan gambar wanita yang sedang mandi di dalam cairan hijau.
Teks Manuskrip Voynich
Teksnya jelas ditulis dari kiri ke kanan dengan batas kanan yang agak lusuh. Di dalam setiap halamannya kita bisa menemukan tulisan-tulisan tangan yang tidak dikenal. Manuskrip itu berisi 170.000 huruf
yang dipisahkan dengan spasi sempit. Kebanyakan huruf itu ditulis hanya
dengan satu atau dua kali goresan pena. Para peneliti menduga bahwa
jumlah jenis alphabet di dalam manuskrip tersebut hanya sekitar 20-30
huruf yang berbeda. Luar biasanya, alphabet yang digunakan sama sekali
tidak memiliki kaitan dengan bahasa-bahasa yang ada di Eropa kuno.
Dari gambar-gambar ilustrasi
yang dibuat di dalam manuskrip tersebut, para peneliti menyimpulkan
bahwa catatannya berisi mengenai herbal, astronomi, biologi, kosmologi, farmasi, dan resep-resep obat. Namun isinya masih merupakan misteri.
Analisis statistik teks itu
menunjukkan pola yang sama dengan bahasa ilmiah. Misalnya entropi kata
(sekitar 10 potongan per kata) mirip dengan bahasa Inggris atau teks
latin. Beberapa muncul hanya pada bagian tertentu atau hanya pada
beberapa halaman. Yang lain muncul di seluruh manuskrip. Ada pengulangan
sangat sedikit di antara ribuan label yang terlampir pada ilustrasi.
Pada bagian herbal, kata pertama pada tiap halaman muncul hanya pada
halaman itu dan mungkin merupakan nama tanaman.
Di
sisi lain, bahasa Manuskrip Voynich ini cukup berbeda dengan
bahasa-bahasa Eropa dalam beberapa aspek. Pertama, tidak ada kata-kata
yang terdiri lebih dari sepuluh simbol, namun ada juga kata-kata satu
atau dua kata menjadi satu. Distribusi huruf dalam kata juga agak aneh.
beberapa karakter hanya muncul pada awal sebuah kata, sebagian hanya
pada akhir, dan sebagian selalu di bagian tengah.
Teks tersebut nampaknya lebih
repetitif daripaada bahasa-bahasa Eropa umum. Ada kasus di mana kata
umum muncul hingga tiga kali berturut-turut. Kata-kata yang dibedakan
dengan satu huruf juga berulang dengan frekuensi yang tidak biasa,
menyebabkan penyandian subtitusi tunggal alphabet menghasilkan teks
mirip ocehan.
Hanya ada beberapa kata dalam
manuskrip tersebut ditulis seolah-olah naskah latin. Pada halaman
terakhir, ada empat baris tulisan yang ditulis dalam hruf latin yang
agak menyimpang, kecuali dua kata dalam naskah utama. Penghurufan
menyerupai alphabet Eropa akhir abad ke-14 dan 15,
tapi kata-katanya nampak tidak masuk akal dalam bahasa apapun. Selain
itu, serangkaian diagram di bagian astronomi memiliki nama sepuluh bulan
(dari Maret sampai Desember)
yang ditulis dengan huruf latin, dengan ejaan sugestif dari bahasa
Prancis abad pertengahan, Italia Barat Laut, dan Semenanjung Iberia.
Namun, tidak diketahui apakah potongan-potongan naskah latin merupakan
dari teks asli atau ditambahkan setelahnya.
Ilustrasi dalam Manuskrp Voynich
Ilustrasi
manuskrip tersebut memberi sedikit cahaya pada sifat persis teksnya dan
menyiratkan bahwa manuskrip tersebut terdiri dari enam
bagian dengan gaya dan pokok bahasan yang berbeda. Hampir setiap
halaman berisi setidaknya satu ilustrasi, kecuali bagian akhir yang
hanya berisi teks.
Tumbuh-tumbuhan
Setiap
halaman berisi beberapa teks paragraf dan menampilkan satu atau dua
tumbuhan yang bentuknya seperti tumbuh-tumbuhan Eropa pada masa itu.
Beberapa bagian gambar lebih besar dan salinan yang lebih jelas dari
sketsa. Tak satupun tumbuhan yang digambarkan dapat diidentifikasikan
dengan jelas.
Astronomi
Berisikan
diagram lingkaran, beberapa dengan matahari, bulan, dan bintang,
bernada astronomi atau astrologi. Satu rangkaian 12 diagram
menggambarkan simbol konvensional konstelasi zodiak: dua ikan untuk
Pisces, banteng untuk Taurus, pemburu dengan bintang untuk Sagitarius,
dan lain-lain.
Biologi
Sebuah
teks terus-menerus padat diselingi dengan angka, kebanyakan menampilkan
perempuan kecil telanjang sedang mandi di kolam atau bak yang
ddihubungkan dengan jaringan pipa rumit. Beberapa dari mereka jelas
berbentuk seperti organ tubuh. Beberapa wanita juga mengenakan mahkota.
Kosmologi
Lebih
banyak diagram lingkaran, tetapi bersifat tidak jelas. Bagian ini juga
memiliki lipatan, salah satunya meliputi enam halaman berisi peta atau
diagram dengan sembilan pulau dihubungkan dengan lintasan, istana, dan
sesuatu yang mungkin merupakan gunung berapi.
Farmasi
Banyak
gambar berlabel bagian tumbuhan (daun, akar, dan lain-lain), benda
menyerupai guji apotik tergambar di sepanjang batas, dan beberapa teks
paragraf.
Usaha Memecahkan Manuskrip Voynich
Pada tahun 1921, seorang profesor filsafat dari Universitas Pensylvania bernama Willaim R. Newbold
mengklaim bahwa di setiap karakter yang terdapat di dalam Manuskrip
Voynich ada goresan pena yang sangat halus yang hanya bisa dilihat
dengan kaca pembesar dan membentuk huruf-huruf Yunani kuno. Berdasarkan
asumsi ini, Newbold menyimpulkan bahwa manuskip tersebut berisi mengenai
penemuan-penemuan sains. Kesimpulan Newbold sibantah oleh para peneliti
lainnya dengan mengatakan bahwa goresan halus tersebut hanyalah pecahan
alami dari tinta yang digunakan untuk menulis.
Pada tahun 1940-an, pemecah kode amatir bernama Joseph M. Feely dan Leonell C. Strong
menggunakan huruf-huruf Roma yang bisa disubtitusikan ke karakter
Voynich. Dari hasil penelitiannya, Strong menyimpulkan bahwa manuskrip
tersebut dibuat oleh penulis Inggris dari abad 16 bernama Anthony Ascham yang salah satu karyanya berjudul A Little Herbal diterbitkan tahun 1550. Walaupun manuskrip tersebut memiliki kemiripan isi dengan A Little Herbal,
namun para peneliti tidak bisa melacak bagaimana Anthony Ascham bisa
mendapatkan pengetahuan mengenai cryptografi. Kesimpulan Strong akhirnya
diabaikan oleh peneliti lainnya.
Pada tahun 1945,
misteri ini diserahkan ke tangan para ahli pemecah kode yang berhasil
memecahkan kode tentara Jepang pada Perang Dunia II. Tim pemecah kode
ini belum pernah gagal memecahkan kode apapun yang disodorkan, namun
mereka juga gagal menyingkap misteri Manuskrip Voynich.
Pada tahun 1978, seorang ahli bahasa bernama John Stojko mengklaim
bahwa teks yang terdapat dalam Manuskrip Voynich sesungguhnya ditulis
dalam bahasa Ukraina dengan seluruh huruf hidupnya dihilangkan. Namun
dengan metode ini, terjemahan yang dihasilkan sepertinya tidak masuk
akal. Seperti satu kalimat yang berbunyi: "Emptiness is that what Baby God's Eye is fighting for" sama sekali tidak sesuai dengan ilustrasi yang ada pada halamannya.
Pada tahun 1987, seorang ahli fisika bernama Leo Levitov menyatakan bahwa manuskrip tersebut dihasilkan oleh kaum Cathar, sebuah sekte yang dianggap sesat pada abag pertengahan di Prancis.
Menurut Levitov, huruf huruf yang digunakan adalah campuran dari
berbagai bahasa, yaitu Belanda, Jerman, dan Prancis Kuno. Walaupun
sepertinya masuk akal, namun hasil terjemahan yang dihasilkan Levitov
tidak juga menjadi masuk akal jika dibandingkan dengan sejarah ataupun
teologi kaum Cathar.
Mungkinkah Manuskrip Voynich Sebuah Hoax?
Keistimewaan
aneh dari teks Manuskrip Voynich, isinya yang mencurigakan seperti
tanaman simerik, dan kurangnya dukungan referensi sejarah mendukung
pemikiran bahwa manuskrip tersebut hanyalah rekayasa. Dengan kata lain,
jika tak ada seorang pun yang mampu mengambil makna dari buku itu,
mungkin itu dikarenakan manuskrip tersebut mengandung isi yang memang
tidak bermakna.
Klaim ini pada awalnya datang dari seorang psikolog dan dosen ilmu komputer dari Universitas Keele di Inggris yang bernama Gordon Rugg. Ia mempublikasikan penemuannya pada jurnal cryptologia pada tahun 2004.
Selama tiga bulan, Rugg meneliti
manuskrip tersebut tanpa hasil hingga ia sampai pada kesimpulan bahwa
manuskrip tersebut hanyalah sebuah hoax.
Kesimpulan ini membuat para Voynichologist terkesan. Mereka yang selama
bertahun-tahun mencoba memecahkan misteri manuskrip tersebut tanpa
hasil tiba-tiba merasa bahwa ini adalah jawaban yang masuk akal.
Rugg sampai pada kesimpulan ini
setelah melihat struktur bahasa yang aneh pada manuskrip tersebut.
Misalnya pada folio 78R, dengan menggunakan model pemecah versi Rugg,
akan terbaca: qokedy qokedy dal qokedy qokedy.
Kata qokedy
diulang hingga empat kali dalam sebuah kalimat pendek. Pengulangan
seperti ini merupakan hal yang tidak pernah ditemukan dalam bahasa
manusia. Terlalu aneh, jadi pastilah manuskrip tersebut hanyalah sebuah
hoax, demikian kesimpulan Rugg. Kesimpulan ini memang tidak pernah
terpikirkan sebelumnya oleh peneliti lain.
Kemudian Rugg mulai mencari
pemecahan lebih lanjut berdasarkan atas asumsi hoax. Ia kemudian
bertanya pada dirinya sendiri. Jika saya tinggal pada abad 16 dan ingin
membuat sebuah buku yang misterius namun tidak terpecahkan, bagaimana
cara yang paling murah dan gampang?
Ia lalu menemukan sebuah peralatan yang disebut Cardan Grille yang pertama kali dideskripsikan pada tahun 1550 oleh Girolamo Cardano.
Menurut Rugg, apabila menggunakan alat itu, seseorang yang cukup cerdas
dapat menulis satu halaman manuskrip Voynich dalam satu atau dua jam
yang berarti dapat menyelesaikan buku dalam tiga atau empat bulan
termasuk ilustrasi-ilustrasinya.
Rugg bahkan berani menyimpulkan bahwa manuskrip tersebut dibuat oleh seorang alchemist Inggris bernama Edward Kelley.
Lalu pertanyaannya, jika
manuskrip tersebut hanyalah sebuah rekayasa, mengapa seseorang mau
bersusah payah membuatnya? Rugg punya jawabannya, yaitu uang.
Menurut catatan sejarah, Raja
Roma, Rudolph II yang diperlihatkan manuskrip tersebut pertama kali
begitu tertarik dengan keindahan buku tersebut sehingga memutuskan untuk
membelinya seharga 600 Dukat Emas atau sekitar $50.000 zaman sekarang.
Jumlah uang yang cukup besar bagi sang perekayasa.
Pada tahun 2007, hipotesis Rugg didukung oleh dua kriptolog terkenal bernama Andreas Schinner dan Claude Martin.
Penutup
Walapun
kesimpulan Rugg cukup masuk akal, namun argumennya tidak begitu saja
diterima oleh Voynichologist lainnya. Menurt mereka, bisa saja manuskrip
tersebut dibuat untuk menyimpan pesan rahasia dalam kalimat-kalimat
yang tidak teratur. Rugg tidak membantah kemungkinan itu.
Bukan tidak mungkin manuskrip
itu dibuat oleh seorang yang penuh dengan imajinasi yang
menginterpretasikan kepenuhan pikirannya yang jauh keluar dari batas
normal sehingga menemukan suatu pencerahan pikiran manusia yang
dituangkan dalam lompatan-lompatan makna.
Sekarang saya bertanya kepada Anda: Apakah Anda tertantang untuk membuka rahasianya?
0 komentar
Posting Komentar