Blue Moon adalah sebutan pada bulan purnama kedua
yang terjadi dalam rentang waktu sebulan. Benarkah ketika terjadi Blue
Moon, bulan benar-benar berwarna biru?
Dalam masyarakat berbahasa Inggris, frasa ‘blue moon’ bermakna pada
keabsurdan, ketidakmungkinan, atau ketidakmustahilan. Ketika seseorang
berkata, ‘suatu saat ketika bulan biru’ hal ini bermakna pada sebuah
kejadian yang akan berlangsung pada kesempatan sangat langka. Namun,
benarkah istilah ‘blue moon’ didapatkan dari orang-orang yang dahulu
pernah melihat bulan berubah warna menjadi biru?
Istilah hanyalah istilah. Blue moon
sendiri merupakan sebutan untuk bulan purnama kedua dalam satu bulan di
kalender Masehi. Bagaimana hal ini terjadi? Periode bulan mencapai
purnama membutuhkan waktu sekitar 29 hari. Sementara bulan pada kalender Masehi berkisar
pada 30 atau 31 hari, mungkin saja suatu ketika terjadi dua kali bulan
purnama dalam sebulan. Biasanya hal ini terjadi dalam rentang waktu 2,5
tahunan.
Meski hanya merupakan istilah, bulan memang benar-benar pernah
terlihat biru. Tidak hanya saat purnama, saat bulan sabit atau separuh,
bulan kala itu berwarna biru. Kejadiannya berlangsung setelah letusan
raksasa Gunung Krakatau
pada 1883. Debu vulkanik Krakatau bertebaran di angkasa. Dan kala itu,
pandangan mata pun menangkap bulan yang berwarna biru, bahkan sesekali
hijau. Tidak hanya bulan, matahari pun terlihat berwarna ungu.
Bulan berwarna biru juga terjadi setelah erupsi gunung berapi El Chichon di Meksko, pada 1983 seperti halnya pasca letusan Mount St. Helens pada 1980 dan Pinatubo pada 1991.
Blue moon yang dilihat pada 31 Agustus 2012 kemarin, tentu bukan blue
moon yang berwarna biru, tapi bulan purnama yang tampak untuk kedua
kalinya sepanjang bulan Agustus. Kalau Anda melewatkannya, tunggulah
pada bulan Juli 2015 mendatang. Jangan lupa mengeset kamera atau
mengedit foto sehingga blue moon yang Anda saksikan benar-benar menjadi
‘blue moon’.
0 komentar
Posting Komentar