Neil Armstrong, astronot pertama yang mendarat ke bulan telah meninggal dunia pada hari Sabtu kemarin (25/8). Bicara soal astronot pertama, Indonesia juga memiliki dua astronot angkatan pertama yang memiliki pengalaman dilatih NASA, mereka adalah Pratiwi Sudarmono dan Taufik Akbar.
Pratiwi adalah seorang ilmuwan dan profesor mikrobiologi dari
Universitas Indonesia. Beliau lahir tanggal 31 Juli 1952 di Bandung.
Sementara, Taufik Akbar adalah seorang insinyur dan sekarang adalah
Direktur Sumber Daya Manusia di Telkom, dia lahir 8 Januari 1951 di
Medan.
Kala itu, rencananya Indonesia akan memberangkatkan kedua astronot
ini ke luar angkasa dengan menggunakan pesawat ulang-alik Columbia untuk
menjadi kru yang mengoperasikan satelit Palapa B-3. Keduanya pun
dilatih di bawah bimbingan NASA, Amerika Serikat. Pemerintah RI juga
mengeluarkan biaya cukup besar untuk latihan ini. Pratiwi dan Taufik pun
sudah siap diterbangkan ke luar angkasa.
Namun, kejadian yang mengguncang dunia astronomi terjadi pada 28
Januari 1986. Pesawat Challenger yang baru lepas landas selama 73 detik
meledak di angkasa dan menewaskan tujuh kru yang berada di pesawat ulang
alik tersebut. Hal ini membuat NASA membatalkan beberapa penerbangan ke
luar angkasa termasuk pesawat Columbia yang direncanakan akan membawa
kedua astronot tanah air ini.
Akhirnya, setelah beberapa saat, Satelit Palapa B-3 tetap
diluncurkan dengan roket Delta, tanpa kehadiran astronot dari Indonesia.
Sejak saat itu, Indonesia tidak pernah terdengar lagi rencana Indonesia
mengirimkan astronot ke luar angkasa. Kini, Pratiwi Sudarmono
meneruskan karirnya sebagai ilmuwan dan profesor di UI, sementara Taufik
Akbar berkarir di PT Telkom.
Saat ini, jurusan astronomi di Indonesia kurang begitu diminati
karena peluang kerjanya yang dianggap kecil. Namun, anggapan itu
disanggah oleh data sensus yang diperoleh Wall Street Journal. Lulusan
program studi ini bahkan memiliki tingkat pengangguran sebesar nol
persen. Banyak lahan yang bisa diambil karena minimnya lulusan jurusan
astronomi di dunia. So, jangan takut mengambil jurusan astronomi
walaupun belum tentu menjadi astronot. ITB saat ini menjadi satu-satunya
universitas yang memiliki jurusan astronomi di Indonesia.
0 komentar
Posting Komentar