Yahudi melalui organisasi-organisasinya,
terutama Freemasonry dan Illuminati, memiliki beribu-ribu cara dan
strategi untuk menggolkan niatnya menciptakan Tatanan Dunia Baru atau
The New World Order. Mereka juga punya begitu banyak program dan proyek
yang bertujuan menggiring manusia ke alam yang sedang mereka bentuk.
Salah satunya adalah megaproyek BlueBeam,
sebuah megaproyek yang bertujuan mengkafirkan manusia dari agama-agama
yang dianutnya, dan memasukkan mereka dalam agama baru yang mereka buat;
The New Age Religion. Ini lah proyek berwatak Dajjal yang akan menjadi
salah satu penyebab tibanya Armageddon atau kiamat.
Instalasi Bluebeam
Bagi yang telah familiar dengan proyek
BlueBeam yang dikerjakan NASA (National Aeronautics and Space
Administration) bersama Freemasonry dan Illuminati, Olimpiade 2012 yang
diselenggarakan di London, Inggris, pada 27 Juli-12 Agustus merupakan
momen mendebarkan yang paling ditunggu-tunggu. Pasalnya, pada momen ini
lah megaproyek yang bertujuan untuk mengelabui dan menyesatkan manusia
agar menganut satu agama baru yang mereka buat, digunakan.
Megaproyek Blue Beam diyakini merupakan
kelanjutan dari eksperimen yang dinamai “Philadelphia” dan “Montauk”
yang dikerjakan militer Amerika Serikat pada 1940-an. Proyek ini
berbasis di sebuah kompleks dengan keamanan superketat di Nevada,
Amerika Serikat, yaitu di Area 51. Megaproyek ini bahkan diduga telah
melakukan eksperimen berkali-kali di daerah terpencil dengan membuat
gambar holografik Yesus Kristus dan UFO (unindentified flying object).
Keberadaan
megaproyek ini pertama kali diungkap oleh dua orang wartawan Kanada
yang seorang di antaranya bernama Serge Monast, pada 1994. Kedua
wartawan ini kemudian diduga dibunuh beberapa pekan setelah megaproyek
ini diungkap, karena meski tim forensik menyatakan bahwa keduanya
meninggal akibat serangan jantung, namun pada rekam medis kedua wartawan
ini sama sekali tidak ditemukan catatan bahwa keduanya mengidap
penyakit itu. Monast tewas di tanah kelahirannya; Kanada, sedang
kawannya meninggal saat sedang berkunjung ke Irlandia.
Dugaan bahwa keduanya dibunuh menguat
karena sebelum keduanya tewas, pemerintah Kanada menculik putri Monast
dengan tujuan agar wartawan itu dan temannya tidak terus meneliti dan
mengungkap megaproyek BlueBeam. Bahkan setelah Monast tewas, putrinya
tidak pernah kembali dan juga tak ditemukan jasadnya.
Antena2 HAARP
Megaproyek Bluebeam adalah sebuah proyek
yang menggunakan teknologi canggih yang dinamakan High Freaquency Active
Aurora Reseacrh Program (HAARP), dan telah dipatenkan dengan nomor
4.686.605 atas nama Bernard J Eastlund. Teknologi ini diciptakan oleh
Nikola Tesla, seorang genius penemu teknologi wireless pada 1891 dan
penemu penghantaran tenaga listrik melalui wireless.
HAARP merupakan proyek yang yang
menggunakan gelombang radio sebagai salah satu medianya. Dengan
menembakkan gelombang radio dengan frekuensi tertentu ke atmosfir, baik
rendah, sedang maupun tinggi, maka kondisi ionosfir dan stratosfir akan
terpengaruh, sehingga awan akan terbentuk, iklim dunia akan berubah, dan
bahkan jika gelombang itu memantul kembali ke Bumi, akan muncul taufan
atau badai, gempa bumi, dan suatu ledakan yang kekuatannya sama seperti
bunyi ledakan nuklir.
Hebatnya lagi, teknologi ini juga
dipercaya dapat digunakan untuk mengendalikan fikiran manusia,
menjatuhkan pesawat terbang musuh, mengganggu perkembangan mental
manusia, dan sebagainya.
Cara Kerja HAARP
Cara Kerja HAARP. Ketika Nikola Tesla menemukan teknologi
ini, tujuan dia melakukan penelitian adalah untuk mempelajari lebih jauh
lapisan ionosfer guna pengembangan teknologi komunikasi radio,
keperluan keamanan seperti misalnya mendeteksi rudal, dan meminimalisir
dampak gempa bumi. Namun, di tangan Amerika Serikat dan
organisasi-organisasi Yahudi-nya, teknologi ini diselewengkan demi
mencapai apa yang diinginkan Freemasonry dan Illuminati sejak ribuan
tahun lalu, yakni menciptakan Tatanan Dunia Baru dimana mereka, Yahudi,
sebagai penguasanya.
Berdasarkan data yang dilansir Monast
sebelum dia dibunuh, diketahui kalau ada empat langkah yang dilakukan
NASA, Freemasonry dan Illuminati dalam menyukseskan megaproyek BlueBeam.
Yang pertama adalah mendoktrinasi masyarakat dunia dengan cara
mere-evaluasi semua pengetahuan arkeologi. Caranya adalah dengan
menciptakan gempa bumi buatan di lokasi tertentu di planet ini, yang
diikuti oleh riset dan penemuan-penemuan yang hasilnya dikondisikan
sedemikian rupa sehingga semua orang percaya bahwa doktrin mendasar dari
agama-agama yang mereka anut, baik Islam maupun Kristen, telah
disalahpahami dan disalahtafsirkan selama berabad-abad. Padahal,
penemuan itu merupakan hoax atau palsu karena mereka ciptakan sendiri.
Adegan dalam film Jurrasic Park
Persiapan psikologis untuk langkah
doktrinasi ini telah dilakukan sejak bertahun-tahun lalu dengan
pembuatan film-film seperti A Space Odyssey, serial Star-Trek, dan
Independence Day. Dalam film-film itu digambarkan bagaimana Bumi
mengalami kerusakan karena diserang Alien, dan semua bangsa bersatu
untuk memeranginya. Film Jurrassic Park yang meledak itu dan dibuat
hingga tiga sekuel, sengaja dibuat untuk mendukung Teori Evolusi Charles
Darwin, dan untuk mendoktrin manusia bahwa kata-kata Tuhan adalah
kebohongan.
Langkah kedua adalah membuat ‘pertunjukan
angkasa raksasa’ berbentuk sosok atau gambar-gambar tertentu dengan
teknik hologram tiga dimensi yang dilengkapi suara optik, sehingga sosok
dan gambar itu seolah dapat berbicara. Gambar-gambar laser holografik
ini ditembakkan ke langit di berbagai belahan dunia, sehingga orang yang
melihatnya percaya bahwa Tuhan telah muncul di langit mereka, dan
berbicara dengan bahasa mereka. Gambar yang ditampilkan di setiap
belahan dunia berbeda-beda karena disesuaikan dengan mayoritas agama
yang dianut di belahan dunia itu.
Sosok Maitreya
Pada 2010 beredar isu bahwa sosok yang
akan dimunculkan di antaranya adalah Maitreya, sosok yang diyakini oleh
umat Buddha sebagai sosok Buddha yang akan datang, yang di Tiongkok
dikenal dengan nama Mile Pusa.
Untuk diketahui, dalam agama Buddha
diajarkan bahwa Buddha merupakan sebuah gelar, sehingga Buddha Gautama
bukanlah Buddha yang pertama di dalam masa-dunia ini (kalpa) yang
menurut kepercayaan umat Buddha, satu kalpa memiliki kurun waktu sekitar
4.320.000.000 tahun.
Buddha-buddha sebelumnya adalah Buddha
Kakusandha, Buddha Konagamana, Buddha Kassapa, dan kelak akan datang
Buddha baru yang bernama Buddha Mettaya (Maitreya). Saat ini umat Buddha
percaya bahwa Maitreya tinggal di Surga Tusita yang merupakan tempat
tinggal bagi para Bodhisatva sebelum mencapai tingkat ke-Buddha-annya.
Buddha Sakyamuni juga bertempat tinggal di sini sebelum terlahir sebagai
Siddharta Gautama.
Untuk memahami bagaimana gambar-gambar
holografik dapat dimunculkan di langit, kita harus mengetahui bahwa
dalam kurun waktu lebih dari 25 tahun terakhir, berbagai penelitian
rahasia dilakukan. Para ilmuwan yang menjadi agen Freemasonry dan
Illuminati di Rusia telah menyempurnakan komputer mutakhir yang
didasarkan pada studi tentang anatomi dan elektromekanis komposisi tubuh
manusia, dan studi tentang listrik, kimia dan sifat biologis otak
manusia. Ke dalam komputer ini di-input data-data tentang bahasa yang
digunakan seluruh bangsa di dunia, lengkap dengan makna dan dialeknya.
Data-data ini kemudian dikirim ke satelit dan dilepaskan ke lapisan
natrium yang berjarak sekitar 60 kilometer di atas Bumi. Dalam
tulisannya, Monast mengaku pernah melihat tes simulasi ini sekali, akan
tetapi yang diinput ke komputer dan dikirim ke satelit merupakan data
yang berbeda, sehingga yang kemudian terlihat oleh masyarakat di Bumi
adalah penampakan UFO alias piring terbang.
Pertunjukkan spektakuler holografik ini
bertujuan untuk “memenuhi” nubuat dalam agama Islam dan Kristen tentang
turunnya Nabi Isa As atau Yesus Kristus ke Bumi. Namun apa yang
dikatakan Nabi Isa atau Yesus dalam “pertunjukkan” itu akan bertentangan
dengan Al Qur’an dan Injil, karena Isa dan Yesus palsu itu akan
menyerukan pengikutnya untuk mengikuti agama baru yang disebut sebagai
Agama Dunia Baru (The New Age Religion).
Ilustrasi tampilan holografik Yesus di langit
Langkah ketiga adalah memanipulasi
fikiran manusia dan indra manusia, sehingga seolah-olah Tuhan memberikan
wahyu kepadanya, meski manusia tidak melihat kehadiran sang maha
Pencipta tersebut. Caranya adalah dengan menerapkan metode telepati
elektronik dengan menggunakan gelombang ELF (Extremely low frequency),
VLF (Very low frequency), dan LF (Low frequency). Gelombang yang
dihasilkan dari gelombang radio yang ditembakkan ke ionosfir ini akan
memasuki bagian dalam otak manusia, dan kemudian mempengaruhi cara
kerjanya.
Penelitian ilmuwan membuktikan, frekuensi
rendah memang dapat menembus badan manusia dan kemudian “menerjang”
otak, serta mempengaruhi cara kerjanya. Pengaruh ini akan mempengaruhi
seluruh indera, baik pengelihatan, pendengaran dan penciuman, plus
indera kepekaan, sehingga manusia dapat melihat atau mendengar sesuatu
yang tak ada, atau sebaliknya; tidak melihat dan mendengar apa yang
seharusnya mereka lihat dan dengar, sehingga manusia cenderung menjadi
tak logis dan tidak normal karena mengalami disfungsi otak. Dalam
kondisi ini, manusia mudah mengalami halusinasi, seperti dapat melihat
setan, malaikat, dan sebagainya. Dengan telepati elektronik ini, Amerika
Serikat dan rekan-rekan Yahudinya akan membuat seolah-olah Tuhan
berbicara kepada manusia dan memerintahkan agar mengikuti agama yang
mereka buat; The New Age Religion.
Proses serangan pada otak oleh gelombang berfrekuensi rendah, yang pernah diuji-coba dan berhasil di tahun 1974.
Langkah keempat merupakan langkah yang paling keji dan mengerikan, serta merupakan ending
dari cara yang ditempuh Yahudi untuk menguasai dunia demi membentuk
Tatanan Dunia Baru. Yakni, menggiring manusia untuk melakukan bunuh
diri. caranya, gelombang dengan frekuensi rendah dialirkan melalui kabel
serat optik, kabel koaksial, listrik dan saluran telepon ke semua
peralatan elektronik yang telah dipasangi microchip khusus yang telah
diinstal. Pengaliran gelombang ini akan memunculkan perwujudan yang
dilihat manusia seperti setan, hantu atau jin, sehingga masyarakat dunia
ketakutan, kalut, dan akhirnya mengalami gangguan psikologis yang
mendorong mereka untuk mengakhiri hidup demi terbebas dari “horor” yang
mengerikan. Mereka bertujuan yang selamat dari efek HAARP hanyalah ras
Yahudi untuk menjadi raja dunia.
Megaproyek Blue Beam semula direncanakan
dimulai pada 1983, namun ditunda dan baru direalisasikan pada 1996.
Target NASA, Freemasonry dan Illuminati, proyek yang dapat membunuh
semua manusia non Yahudi itu rampung pada 2012 dan digunakan pada tahun
ini juga. Menarik untuk dikaji mengapa 2012 dipilih untuk dijadikan
tahun pembuka jalan bagi terciptanya Tatanan Dunia Baru.
Pada 28 Agustus 2008, mantan personil
grup band FULC yang kemudian beralih menjadi peneliti, Richard John
Clay, ditemukan meninggal di tempat tidur dalam kamarnya. Semula,
kematian pria yang beken dengan nama panggilan Rik Clay ini diduga
akibat bunuh diri, namun kemudian ada keyakinan kalau pria kelahiran
Scunthorpe, Inggris, pada 5 Agustus 1982 itu meninggal akibat dibunuh
(tentangnya, KLIK DI SINI).
Ada
beberapa hal yang mendasari keyakinan tersebut. Pertama, hanya beberapa
jam setelah Rik tewas, blognya yang bernama “The Cosmic Mind”, dihapus.
Kedua, Rik meninggal hanya beberapa hari setelah diwawancarai oleh Red
Ice Creations Radio tentang seputar artikel yang dia posting dalam
blognya. Dan ketiga, sebelum ditemukan tewas, ayahnya mengatakan kalau
kesehatan Rik tiba-tiba saja drop. Padahal, semula dia sangat sehat dan
terlihat gembira. Hanya saja, bagaimana Rik dibunuh, hingga kini masih
misterius. Namun banyak kalangan yakin kalau pembunuhan terhadap Rik
dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak suka pada artikelnya, dan
dilakukan dengan cara-cara yang amat canggih dan profesional, sehingga
tak terdeteksi dan terlacak.
Rik bernasib seperti Serge Monast karena
mempublikasikan hasil risetnya yang sebenarnya berkaitan dengan
megaproyek Blue Beam. Hanya saja, dalam tulisannya Rik tidak menyebut
soal megaproyek itu, melainkan hanya menyinggung bahwa Olimpiade 2012 di
London ditunggangi oleh Yahudi melalui Freemasonry, Illuminati dan
Zionis, dan bahwa pada ajang olahraga dunia ini akan ada serangan UFO
palsu yang disusul dengan berdirinya Jerusalem Baru.
Soal penunggangan olimpiade oleh Yahudi
antara lain dideteksi Rik melalui bentuk bangunan gedung olahraga
olimpiade yang atapnya dihiasi simbol All Seeing Eye, salah satu lambang Freemasonry yang juga dicetak di lembaran uang satu dolar Amerika.
Stadion Olimpiade London
Piramid dengan All Seeing Eye di mata uang 1 dollar US.
Tak hanya pada gedung, jejak Yahudi juga ditemukan pada logo olimpade:
Logo Olimpiade 2012
Jika diurai, logo itu akan menjadi kata ini;
ZION! Kebetulan??
Maskot Olimpiade, Mata Satu, Kebetulan??
Dari artikel Rik, jelas sekali kalau
penyelenggaraan olimpiade 2012 merupakan ajang yang harus diwaspadai,
bukan dinanti, karena untuk memunculkan efek serangan UFO palsu, NASA
harus menggunakan teknologi HAARP dari megaproyek Blue Beam. Bahkan bisa
jadi, bukan hanya efek serangan UFO palsu yang akan muncul, namun juga
holografik Nabi Isa As, Yesus Kristus, dan lainnya. Termasuk memicu
gempa bumi, mengendalikan fikiran manusia, dan sebagainya. Konon, untuk
menyukseskan “serangan” ini, para Talmudis Inggris berencana menggelar
latihan besar-besaran selama pra-Olimpiade (selengkapnya, KLIK DI SINI).
Mengapa olimpiade 2012 dijadikan sasaran untuk melempangkan jalan menuju terciptanya Tatanan Dunia Baru?
Teror bom London pada 7/7/2005.
Selesainya proyek Blue Beam pada 2012 ini
menjadi kunci utama atas pertanyaan itu. Kedua, olimpiade dimulai pada 8
Agustus (8/8). Seperti diketahui, Yahudi paling suka pada simbologi,
numerologi, dan hal-hal berbau rahasia dan misterius lain yang
pengungkapannya tak hanya dibutuhkan kecerdasan, namun juga kerumitan
seperti yang tergambar dalam film “Da Vinci Code”. Ingatkah Anda pada
peritiwa ledakan 4 bom di sistem transportasi Inggris pada 7 Juli 2005
yang menewaskan 54 orang dan mencederai ratusan orang? Perhatikan
tanggalnya; 7/7. Para pakar konspirasi meyakini, teror itu didalangi
Yahudi melalui organisasi Illuminatinya karena pendiskreditan Islam yang
terjadi selama ini, yang dilakukan dengan menghembuskan isu terorisme,
telah dirancang sejak ribuan tahun lalu dan tercantum dalam Protokol
Zionis (selengkapnya, KLIK DI SINI).
Karenanya, jangan kaget jika Osama bin Laden sang dedengkot Al Qaeda,
pernah menjadi orang binaan CIA, intelijen AS yang juga dikendalikan
Yahudi seperti NASA.
Selain itu, kecurigaan para pakar
konspirasi bahwa serangan terhadap menara kembar World Trade Centre
(WTC) pada 11 September 2001 yang kita kenal dengan sebutan Tragedi 11
September atau 11/9, dilakukan oleh para Illuminatus, semakin sulit
terbantahkan karena pada 1995, penemu Role-playing, Steve Jackson,
merilis game yang diberi nama “Illuminati – New World Order” atau “INWO”
Game karena terinspirasi pada isi file “Illuminati BBS”.
Game ini dimainkan dengan cara mengambil,
menghancurkan dan menetralisir grup yang bebas atau yang telah dimiliki
lawan main, dan lawan dapat mempertahankan grup yang dikuasainya, atau
menerapkan strategi lain. Grup-grup tersebut dinamai The Bavarian
Illuminati, The Discordian Society, The UFO’s, The Servants Of Cthulhu,
The Bermuda Triangle, The Gnomes Of Zurich, Society Of Assassins, The
Network, Church Of SubGenius, dan Shangri-la. Yang perlu dicermati
adalah, game yang mulai dirancang pada 1990 ini memiliki gambar-gambar
yang sama persis dengan peristiwa yang terjadi beberapa tahun kemudian.
Misalnya, pada kartu yang diberi nama “Terrorist Nuke” ada gambar yang
mirip dengan saat WTC diserang pada 9/11.
Gambar pada kartu “Terrorist Nuke”
Foto peristiwa teror WTC / 911
Yang lebih mengagetkan, dalam game itu
pun tragedi gempa di Jepang pada Jum’at, 11 Maret 2011 pukul 14:46, yang
disusul tsunami, telah diramalkan.
Gambar pada kartu “Combined Disasters”
Perhatikan penunjuk waktu dalam gambar
itu, dan perhatikan penunjuk waktu pada The Wako Clock di bawah ini, jam
besar di Tokyo, yang menunjukkan waktu saat gempa terjadi.
The Wako Clock
Bahkan ada pula kartu yang menggambarkan tsunami Jepang setelah gempa itu terjadi;
Kartu “Tidal Wave” (Gelombang air pasang)
Dan ledakan reaktor nuklirnya di Distrik Fukushima
Bahkan megaproyek HAARP ada pula dalam game ini
Apakah ini suatu kebetulan??
0 komentar
Posting Komentar