heloo kawan readers blog isi otak loe, mulai ini gue kembali mengisi postingan dalam blog ini setelah kemarin gue lumayan sibuk dengan urusan pendidikan gue.
Oke, langsung saja kita mulai dengan pembahasan kita kali ini, dan artikel ini saya ambil dari blog imaGitopia tentang Kain Kafan Turin.
So... ini dia artikelnya bos (Just share)... enjoy the read >>>
Deskripsi Kafan Turin
Kafan Turin atau Shroud of Turin merupakan salah satu peninggalan Katolik yang paling kontroversional.
Kafan Turin merupakan kain kafan selebar 1 meter dengan panjang 4 meter. Dikatakan kontroversional karena pada lembaran kain tua tersebut tercetak citra samar dari darah mengering membentuk siluet seorang pria tinggi berambut panjang dan berjenggot yang diyakini sebagai citraan Yesus Kristus.
Beberapa orang meyakini bahwa citra yang tercetak pada kafan tersebut adalah Yesus karena noda darah tebal yang terlihat di pergelangan tangan dan pergelangan kaki
sama dengan posisi Yesus ketika dipaku di tiang salib. Mereka juga
percaya bahwa kain kafan ini merupakan kain yang menutupi Yesus ketika
Yesus diletakkan di dalam makamnya dan gambarannya tercetak pada serat-serat kain pada saat/dekat ketika Yesus dipercaya bangkit dari kematian.
Menebak Usia Kafan Turin
Berbagai pengujian telah dilakukan terhadap kain ini, namun perdebatan mengenai asal-usulnya masih berlangsung. Penanggalan radio-carbon pada tahun 1988 oleh tiga kelompok ilmuwan yang berdiri sendiri mengeluarkan hasil yang diterbitkan di dalam Jurnal Akademik Nature yang mengindikasikan bahwa kain kafan tersebut dibuat pada Abad Pertengahan, sekitar 1300 tahun setelah Yesus hidup. Hal ini akhirnya memunculkan anggapan bahwa kain kafan tersebut adalah sebuah pemalsuan.
Namun, pada tahun 2005
analisa lanjutan kembali dilakukan dan menyatakan bahwa contoh kain
yang pernah diambil oleh ilmuwan pada tahun 1988 tersebut merupakan
bagian kain yang bukan bagian dari kain kafan asli. Kain Kafan Turin juga rusak akibat kebakaran
di akhir Abad pertengahan yang mungkin bisa juga menambahkan material
karbon pada kain tersebut sehingga menyebabkan kadar radiokarbon yang
lebih tinggi.
Kini,
ilmu pengetahuan telah mendukung orang-orang yang percaya. Para
peneliti akhirnya bisa menentukan usia dari Kafan Turin. Mereka
menggunakan tes forensik untuk
membandingkan serat dari Kafan Turin dengan berbagai sampel kain kuno.
Hasilnya menunjukkan bahwa kain tersebut berusia antara 300 SM sampai 400 M, yaitu masa di mana Yesus hidup.
Kafan Turin dan Gereja Katolik
Gereja Katolik sendiri tidak pernah mengklaim dan mengeluarkan pernyataan tentang keaslian dari Kafan Turin, meskipun mereka menganggap Kafan Turin sebagai relik suci, lambang kuat akan penderitaan Kristus. Namun secara eksplisit, Paus Fransiskus menyinggung keterkaitan kain Kafan Turin dengan Yesus.
Paus Fransiskus mengatakan, "Pria di dalam kafan itu mengundang kita untuk merenungkan Yesus dari Nazaret."
"Wajah
yang rusak itu, serupa dengan wajah pria dan wanita yang hancur oleh
hidup yang tak menghormati martabat mereka, oleh perang dan kekerasan
yang menimpa orang-orang lemah."
Paus menambahkan, di saat bersamaan, wajah di kain kafan tersebut menunjukkan kedamaian yang agung. "Tubuh yang disiksa itu menunjukkan sebuah keagungan yang berdaulat."
Berbicara sebelum memimpin perayaan Paskah pertamanya di Basilika Santo Petrus Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan, mata sosok di kain kafan itu terpejam. "Namun secara misterius, Dia mengawasi kita dan dalam keheningan, Dia berbicara kepada kita."
Diskusi
Saya
menjadi bertanya-tanya. Kalau memang benar Kafan Turin asli, apakah
citra yang tercetak pada kain tersebut benar-benar wajah Yesus?
Entahlah. . .
Saya
sempat menyaksikan sebuah tayangan khusus membahas mengenai Kafan Turin
ini di National Geographic Channel. Dalam tayangan tersebut, beberapa
ilmuwan berusaha mengungkap bagaimana citra wajah pada kain tersebut
dapat tercetak dengan baik. Mereka mencoba dengan melumuri salah satu
wajah temannya dengan cat-yang dianggap sebagai darah. Kemudian wajahnya
ditutupi dengan kain. Setelah diangkat, tidak terbentuk cetakan sebaik
cetakan seperti pada Kafan Turin.
Kemudian
selanjutnya dengan cara yang sama, namun kain yang menutupi wajah tadi
ditekan-tekan agar dapat mencetak permukaan wajah yang telah dilumuri
cat. Hasil cetakan wajahnya berantakan dan tidak membentuk wajah sama
sekali.
Jadi bagaimana bisa wajah yang "dianggap" sebagai Yesus tersebut tercetak dengan sangat baik pada Kafan Turin?
Apakan jenazah tersebut Yesus atau bukan, semoga kebenaran ini segera terungkap. Namun Almarhum Paus Yohanes Paulus II pernah berkata:
"Semenjak
kita tidak berurusan dengan masalah keimanan, Gereja tidak bisa
memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Gereja
mempercayakan tugas penelitian ini pada kaum ilmuwan untuk menghasilkan
jawaban-jawaban yang cukup terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan kain kafan ini."
0 komentar
Posting Komentar