Kleptomania (bahasa Yunani: κλέπτειν, kleptein, "mencuri", μανία, "mania") adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri. Benda-benda yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang yang tidak berharga, seperti mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang lainnya. Sang penderita biasanya merasakan rasa tegang subjektif sebelum mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan tindakan mencuri tersebut. Tindakan ini harus dibedakan dari tindakan mencuri biasa yang biasanya didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan sebelumnya.
Penyakit ini umum muncul pada masa puber dan ada sampai dewasa. Pada beberapa kasus, kleptomania diderita seumur hidup. Penderita juga mungkin memiliki kelainan jiwa lainnya, seperti kelainan emosi, Bulimia Nervosa, paranoid, schizoid atau borderline personality disorder. Kleptomania dapat muncul setelah terjadi cedera otak traumatik dan keracunan karbon monoksida.


Kenapa Orang Bisa Jadi Kleptomania?

Penderita kleptomania biasanya sering mencuri di tempat umum seperti supermarket, di tempat pesta atau mencuri barang milik teman. Kenapa orang bisa jadi kleptomania? Bisakah kleptomania disembuhkan?

Orang menjadi kleptomania karena ada dorongan yang tertahankan untuk mencuri meski ia tidak membutuhkan barang tersebut dan kadang barang yang dicuri pun tidak terlalu bernilai.

Dilansir dari MayoClinic, Rabu (30/3/2011), kleptomania adalah gangguan kesehatan mental serius yang jika tidak diobati akan membuat hidup orang tersebut berantakan.

Penelitian terbaru yang dilakukan Stanford University mengungkap, 62,5 persen penderita kleptomania adalah perempuan sementara 37,5 persen sisanya adalah laki-laki.

Penderita kleptomania akan menyangkal dirinya sakit dan mempertahankan diri jika dituduh mencuri. Kebanyakan penderitanya malu dan takut untuk mencari perawatan gangguan kesehatan
mentalnya.

Ciri-ciri orang kleptomania adalah:
  1. Punya keinginan besar yang begitu mendesak untuk mencuri pada barang yang mungkin tidak ia perlukan.
  2. Merasa senang saat mencuri.
  3. Merasa lega dan puas
  4. Tapi setelah mencuri akan merasa bersalah, menyesal, membenci diri sendiri dan takut ditahan polisi.
  5. Meski sesudah mencuri timbul rasa takut dan menyesal tapi dorongan untuk mencuri akan muncul lagi secara spontan atau saat sedang depresi atau stres, sehingga perilaku kleptomania terus berulang.
  6. Orang kleptomania mencuri bukan untuk kepentingan pribadi atau balas dendam, tetapi karena dorongan yang begitu kuat sehingga timbul rangsangan untuk mencuri.

Kebanyakan Kleptomania Adalah Perempuan


Kasus kaum hawa yang menjadi pencuri ulung kian marak. Menurut statistik, kleptomania atau gangguan kejiwaan yang mendorong seseorang untuk nekat 'ngutil' alias mencuri justru lebih banyak diderita olehperempuan.
Sebuah penelitian di Stanford University mengungkap, 62,5 persen penderita kleptomania adalah perempuan sementara 37,5 persen sisanya adalah laki-laki. Usia rata-rata saat didagnosis positif mengidap gangguan kejiwaan ini adalah 45,6 tahun.
Berdasarkan status perkawinannya, kleptomania lebih banyak diderita oleh laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah atau punya pasangan yakni 47,5 persen. Sisanya adalah lajang sebanyak 27,5 persen serta duda atau janda yakni sebanyak 25 persen.
Tidak ada perbedaan mencolok secara statistik terkait status pekerjaan para penderita kleptomania. Sebanyak 45 persen adalah pengangguran, terpaut sedikit dari karyawan tetap yakni 40 persen, sedangkan sisanya 15 persen adalah pekerja paruh waktu.
Dikutip dari NCBI,  kleptomania merupakan gangguan kejiwaan yang menjangkiti 6 dari 1.000 orang di seluruh dunia. Di Amerika Serikat sendiri, jumlah penderitanya saat ini diperkirakan mencapai 1,2 juta orang.
Gangguan ini menyebabkan seseorang tidak bisa menahan diri untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya secara diam-diam. Tujuannya bukan untuk memperkaya diri, melainkan hanya untuk kepuasan karena biasanya barang-barang curian itu juga tidak pernah digunakan.
 Kleptomania sering menjadi pertimbangan dalam penanganan kasus pencurian. Diperkirakan dari semua kasus pencurian yang terjadi di pusat-pusat perbelanjaan, 5 persen di antaranya melibatkan penderita kleptomania sehingga tidak bisa diproses secara hukum.



Penyebab

Hingga kini penyebab kleptomania tidak diketahui secara pasti. Tapi beberapa bukti penelitian menunjukkan kleptomania mungkin terkait dengan salah satu hormon otak yakni pada serotonin. Hormon serotonin ini membantu mengatur suasana hati dan emosi.

Ada juga beberapa bukti menyebutkan bahwa kleptomania mungkin berhubungan dengan gangguan kecanduan atau gangguan obsesif-kompulsif. Tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami kemungkinan penyebab kleptomania.

Meskipun penyebab kleptomania tidak diketahui pasti, namun para peneliti menemukan ada faktor-faktor risiko yang meningkatkan perilaku kleptomania yaitu:
  1. Stres yang berlebihan, seperti sedang mengalami kerugian besar
  2. Mengalami cedera di kepala atau cedera otak
  3. Memiliki saudara kandung yang kleptomania, gangguan mood, kecanduan atau gangguan obsesif-kompulsif.

Bagaimana mengatasi kleptomania

Berikut ini tips-tips sederhana berperang melawan kleptomania. Bagi guru, orangtua, dan pengasuh, penting mengerti cara-cara menundukkan kleptomania agar anak-anak kita terhindar dari penyakit ini.


1. Biasakan anak bersikap jujur

Mengajari sikap jujur yang paling efektif adalah memberi teladan. Orangtua, guru, pengasuh pertama kali harus memberi contoh sikap jujur kepada anak. Contoh, jika anak ingin mempunyai mainan, sementara orangtua tidak memiliki uang, katakan dengan perkataan yang santun bahwa ayah dan ibu belum punya uang untuk membeli. Tidak bijak kiranya anak dibujuk-bujuk, ditakut-takuti. Apalagi orangtua meminjam barang temannya tanpa sepengetahuan anak, lalu memberikan kepada anak dan mengatakan ini pemberian ayah atau ibu.


2. Sikap tegas dalam menghormati hak milik orang lain

Dalam bermain, anak perlu pengawasan. Pengawasan dalam arti kontrol. Jika anak memakai benda, mainan temannya, ia harus disadarkan segera bahwa itu milik temannya. Ia harus diajari menjaga, merawat dan mengembalikan setelah selesai. Jika terjadi kerusakan atau kehilangan, anak wajib diajari memperbaiki atau menggantinya.


3. Tumbuhkan sikap antikleptomania

Cara orangtua, guru, pengasuh harus konsisten memberi penguatan. Jika anak melanggar ia perlu mendapat sanksi yang proporsional. Jika melakukan hal yang baik, perlu mendapat reward. Reward tidak harus berupa pemberian barang, bisa pujian, ucapan afirmatif semisal, "Nah, ini baru anak papa mama","Anak cerdas" atau pujian yang positif lainnya.

Pengobatan

Jika tidak diobati, maka kleptomania dapat mengakibatkan masalah emosional dan masalah hukum. Karena penderita kleptomania itu tahu mencuri adalah salah tetapi merasa tidak berdaya untuk melawan dorongan tersebut.

Pengobatan kleptomania biasanya dengan obat-obatan dan psikoterapi, atau masuk kelas konseling.

Terapi perilaku kognitif telah menjadi psikoterapi pilihan utama untuk kleptomania. Secara umum, terapi perilaku kognitif membantu penderitanya mengidentifikasi perilaku itu tidak sehat dan menggantinya dengan yang sehat dan positif.

Untuk menghindari kekambuhan, pastikan untuk tetap pada rencana pengobatannya. Jika penderita merasa terdesak untuk mencuri segera hubungi psikiaternya atau keluarga atau kelompok konseling

3 komentar

  1. Ulbaly adani // 16 Februari 2012 pukul 20.56  

    kayaknya elu deh yang klepto bi...

  2. PrahaZta // 16 Februari 2012 pukul 21.00  

    wahhh...Klepto ko bilang klepto...yaa to

  3. Unknown // 27 Maret 2016 pukul 23.44  

    mau nanya kalau yg klepto selain mencuri barang yg tidak bernilai apa suka mencuri barang yg berharga seperti handphone dan sbg nya gak??